Friday, September 7, 2012

Review: After School Club - Orizuka

Judul: After School Club
Penulis: Orizuka
Penerbit: Bentang Belia
Tebal: 240 halaman
Tahun Terbit: 2012
Rating: 4/5
Book Synopsis:
Aneh, Ajaib, Norak. Tiga kata itu pas untuk menggambarkan penghuni kelas After School. Kelas ini juga dianggap sebagai kelas anak-anak “bodoh” oleh seluruh warga sekolah. Gara-gara nilai Fisikanya jeblok dua kali berturut-turut, Putra harus masuk kelas itu. Ini jadi aib yang serius bagi Putra yang terkenal cool dan populer. Apalagi kalau ayahnya yang angker dan penuntut sampai tahu, bagaimana dia menjelaskannya?

Tiap hari Putra harus tahan banting menghadapi keusilan anak-anak After School. Ditambah lagi, Cleo, ketua genk After School diam-diam menyukainya. Keusilan anak-anak After School meningkat dua kali lipat demi membantu Cleo PDKT.

Bencana bagi Putra seakan jadi bertumpuk-tumpuk. Musibah apa lagi setelah ini?

.....

After School Club adalah kelas tambahan yang diadakan setelah jam sekolah usai bagi para murid kelas X dengan nilai kurang. Kelas tersebut dikenal oleh sebagian besar warga sekolah sebagai tempatnya orang-orang bodoh - atau, mereka bilang, dodol. Putra, seorang cowok yang dikenal cool dan populer, terpaksa harus masuk ke kelas After School karena nilai sekolahnya menurun. Pada awalnya, Putra merasa sangat enggan untuk masuk ke kelas tersebut karena menurutnya hal itu sangat memalukan, terlebih ketika ia mengetahui bahwa anak-anak After School ternyata begitu aneh dan usil setengah mati. Belum lagi kalau ayahnya yang otoriter tahu, bagaimana ia harus menjelaskannya? Namun, seiring berjalannya waktu dan banyaknya hal-hal yang Putra lakukan bersama anak-anak kelas After School, pikirannya mulai berubah dan ia jadi betah. Putra tidak pernah menyangka bahwa hidupnya yang dirasa membosankan akan menjadi lebih berwarna karena kelas After School tersebut.

Hanya melihat dari judul dan cover-nya aja, saya tau bahwa "After School Club" merupakan novel teenlit, jadi saya nggak menaruh ekspektasi apa-apa. Dan hasilnya... nggak mengecewakan! Awalnya, saya mikir kalau orang seumuran saya udah nggak pantes baca teenlit. Kalau baca, pun, saya pasti bakal ngasih berbagai komentar sinis tentang betapa labilnya para ABG ini *sok tua*. Tapi... ternyata saya menikmati banget, lho, bacanya! Dan nggak ada satu komentar sinis pun yang keluar dari mulut saya. Malahan, saya jadi sering senyum - bahkan ketawa - ketika membaca berbagai perilaku khas anak SMA yang lucu, seru, nyebelin, dan... bikin kangen.

Sesuai dengan kebanyakan tema yang diangkat oleh novel teenlit, "After School Club" pun mengangkat tema serupa, yakni berkisar antara persahabatan, sekolah, keluarga, dan dibumbui dengan percintaan khas anak SMA. Adegan-adegan yang disuguhkan nggak terkesan dilebih-lebihkan; saling mengolok, ngejodohin temen, ngerjain guru, dan lain-lain. Dialognya juga mengalir lancar. Namun, hal yang lumayan mengganggu di pikiran saya, yaitu tentang Cleo yang menyukai Putra. Walaupun ditulis di sinopsis bahwa Cleo diam-diam menyukai Putra dan cewek itu diceritakan suka menggoda dan mengusili Putra, tapi saya nggak bisa lihat di mana tanda-tanda rasa suka Cleo terhadap Putra. Mungkin adegannya bisa ditambah  dengan Cleo yang deg-degan setiap kali melihat cowok itu atau Cleo yang memikirkannya setiap malam atau... yah, apapun lah.

Sedangkan, mengenai karakter, saya cukup puas. Kalau dipikir-pikir lagi, saya memang selalu puas terhadap karakter-karakter lovable yang diciptakan Orizuka di buku-bukunya; mulai dari Ares di 'Summer Breeze'; the fantastic four Sid, Rama, Lando, dan Cokie di 'High School Paradise', Nino di 'Our Story', sampai Juna di 'With You'. Karakter Putra sendiri menurut saya kayak campuran dari nggak pekanya Sid, sweet-nya Rama, dan juteknya Lando. Sedangkan Cleo mengingatkan saya dengan Julia di HSP, rame dan usil banget soalnya! Yang juga cukup menarik perhatian adalah karakter Mario dan Ruby, duo maut di Kelas After School yang tingkahnya selalu bikin ketawa saking bodoh dan lucunya.

Menurut saya, Orizuka kembali berhasil membuat novel teenlit yang santai, nggak rumit, dan nggak menye-menye. Nggak perlu berpikir keras untuk menikmati buku ini, just let the story flows. Oh ya, saya juga suka dengan pembatas bukunya yang kecil nan lucu. Good job, Orizuka! Saya nungguin karya-karya selanjutnya, ya! ;)

No comments:

Post a Comment